COVID-19 adalah penyakit dampak infeksi virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat mengakibatkan gangguan sistem pernapasan, mulai berdasarkan gejala yg ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia.
COVID-19 (coronavirus disease 2019) merupakan penyakit baru yang disebabkan oleh virus menurut golongan Coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yg jua tak jarang diklaim virus Corona.
Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Cina, dalam akhir Desember 2019. Setelah itu, COVID-19 menular antarmanusia dengan sangat cepat & menyebar ke sejumlah negara, termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan.
Agar penyebaran COVID-19 nir makin meluas, beberapa negara memberlakukan kebijakan lockdown. Di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) buat menekan penyebaran virus ini.
Jika Anda memerlukan pemeriksaan COVID-19, klik tautan pada bawah ini agar Anda bisa diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat:Rapid Test AntibodiSwab Antigen (Rapid Test Antigen)PCRTingkat Kematian Akibat COVID-19
Menurut data yg dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, jumlah perkara terkonfirmasi positif hingga 15 Maret 2022 adalah lima.914.532 orang, dengan jumlah kematian 152.745 jiwa.
Dari kedua nomorini dapat disimpulkan bahwa case fatality rate atau tingkat kematian yang ditimbulkan oleh COVID-19 pada Indonesia merupakan sekitar dua,6%. Angka ini menurun berdasarkan 3,4% pada bulan Januari 2022 kemudian. Case fatality rate (CFR) merupakan persentase jumlah kematian dari semua perkara positif COVID-19 yang sudah terkonfirmasi dan dilaporkan.
Sedangkan jumlah penyintas atau orang yang pernah terinfeksi COVID-19 kemudian sembuh jua terus bertambah, yaitu lima.462.344 orang.Penyebab COVID-19
COVID-19 ditimbulkan sang SARS-CoV-dua, yaitu virus jenis baru berdasarkan Coronavirus (kelompok virus yg menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus Corona sanggup mengakibatkan infeksi pernapasan ringan hingga sedang, seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan & paru-paru, seperti pneumonia.
Pada penghujung tahun 2020, beberapa laporan perkara menyebutkan bahwa virus Corona sudah bermutasi sebagai beberapa jenis atau varian baru, misalnya varian delta.
COVID-19 awalnya ditularkan dari fauna ke manusia. Setelah itu, diketahui bahwa infeksi ini jua mampu menular menurut insan ke manusia. Penularannya sanggup melalui cara-cara berikut:Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yg keluar waktu penderita COVID-19 bersin atau batukMemegang ekspresi, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu, sesudah menyentuh benda yg terkena droplet penderita COVID-19, misalnya uang atau gagang pintuKontak jarak dekat (kurang menurut 2 meter) dengan penderita COVID-19 tanpa mengenakan masker
CDC & WHO menyatakan COVID-19 juga mampu menular melalui aerosol (partikel zat pada udara). Meski demikian, cara penularan ini umumnya terjadi dalam prosedur medis tertentu, misalnya bronkoskopi, intubasi endotrakeal, hisap lendir, dan hadiah obat hirup melalui nebulizer.
Penularan melalui udara ini jua mampu lebih mudah terjadi di tengah kerumunan orang, khususnya di dalam ruang tertutup.
Dari data yang dimuntahkan oleh WHO, ketika ini ditemukan beberapa varian SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Berikut rincian jenis varian baru tadi:Varian Alfa (B.1.1.7), yg pertama kali ditemukan di Inggris dalam September 2020.Varian Beta (B.1.351/B.1.351.2/B.1.351.tiga), yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2020.Varian Gamma (P.1/P.1.1/P.1.2), yang pertama kali ditemukan di Brazil dalam November 2020.Varian Delta (B.1.617.dua/AY.1/AY.dua/AY.tiga), yg pertama kali ditemukan di India dalam Oktober 2020.Varian Kappa (B.1617.1), yang pertama kali ditemukan pada India dalam Oktober 2020.Varian Lamda (c.37), yg pertama kali ditemukan di Peru dalam Desember 2020.Varian Mu (B.1621), yang pertama kali ditemukan pada Kolombia pada Januari 2021.Varian Omicron (B.1.1.529) yang pertama kali ditemukan pada beberapa negara dalam November 2021.Faktor Risiko COVID-19
COVID-19 bisa menginfeksi siapa saja, namun efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal apabila menyerang orang lanjut usia, ibu hamil, perokok, penderita penyakit eksklusif, & orang yg daya tahan tubuhnya lemah, misalnya penderita kanker.
Lantaran gampang menular, penyakit ini pula berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh sebab itu, tenaga medis & orang yang melakukan hubungan menggunakan pasien COVID-19 perlu memakai alat pelindung diri (APD).Gejala COVID-19
Gejala awal infeksi COVID-19 mampu menyerupai tanda-tanda flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, & sakit ketua. Setelah itu, tanda-tanda dapat hilang & sembuh atau malah memberat.
Penderita dengan tanda-tanda yg berat mampu mengalami demam tinggi, batuk berdahak atau berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-tanda-tanda tadi pada atas ada waktu tubuh bereaksi melawan virus COVID-19.
Secara generik, ada 3 tanda-tanda generik yang bisa mengindikasikan seseorang terinfeksi COVID-19, yaitu:Demam (suhu tubuh di atas 38°C)Batuk kemarauSesak napas
Selain gejala di atas, terdapat beberapa gejala lain yg jarang terjadi, tetapi jua bisa ada pada infeksi COVID-19, yaitu:Praktis lelahNyeri ototNyeri dadaSakit tenggorokanSakit kepalaMual atau muntahDiarePilek atau hidung tersumbatMenggigilBersin-bersinHilangnya kemampuan mengecap rasaHilangnya kemampuan mencium bau (anosmia)
Gejala COVID-19 bisa ada pada 2 hari sampai dua minggu selesainya seseorang terinfeksi virus penyebabnya. Sebagian pasien COVID-19 jua terdapat yang mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apa pun. Kondisi ini diklaim happy hypoxia. Selain itu, beberapa laporan kasus juga menyebutkan bahwa sebagian pasien COVID-19 bisa mengalami ruam kulit.
Untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan tanda-tanda dari virus Corona, diharapkan rapid test atau PCR. Untuk menemukan tempat melakukan rapid test atau PCR pada lebih kurang tempat tinggalAnda, klik pada sini.
Pada beberapa penderita, COVID-19 bisa tidak mengakibatkan gejala sama sekali. Orang yg telah terkonfirmasi positif COVID-19 melalui pemeriksaan RT-PCR namun nir mengalami gejala disebut sebagai perkara konfirmasi asimptomatik. Penderita ini permanen sanggup menularkan COVID-19 ke orang lain.
Pada bulan Juli 2020, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengganti kata operasional lamapada COVID-19, misalnya ODP, PDP, OTG menjadi kata baru, yakni suspek, probable, dan konfirmasi.Kapan wajibke dokter
Segera lakukan isolasi berdikari apabila Anda mengalami tanda-tanda infeksi COVID-19 seperti yang telah disebutkan pada atas, terutama apabila dalam 2 minggu terakhir Anda berada di daerah yg mempunyai kasus COVID-19 atau hubungan menggunakan penderita COVID-19. Setelah itu, hubungi hotline COVID-19 pada 119 Ext. 9 buat menerima pengarahan lebih lanjut.
Jika Anda menyangsikan diri Anda terpapar COVID-19 tapi nir mengalami tanda-tanda atau bergejala ringan, Anda nir perlu memeriksakan diri ke rumah sakit. Anda relatif isolasi berdikari pada tempat tinggalselama 10 hari sejak keluarnya gejala, ditambah menggunakan 3 hari bebas gejala demam & gangguan pernapasan.
Bila timbul tanda-tanda baru, tanyakan kepada dokter melalui telepon atau pelaksanaan kesehatan online, misalnya ALODOKTER, tentang tindakan apa yg perlu dilakukan dan obat apa yg perlu dikonsumsi.
Bila tanda-tanda yang Anda alami memberat atau Anda memerlukan inspeksi pribadi oleh dokter, Anda sanggup menciptakan janji konsultasi dengan dokter melalui aplikasi ALODOKTER agar mampu diarahkan ke dokter terdekat.
ALODOKTER pula memiliki fitur buat membantu Anda mempelajari risiko tertular COVID-19 menggunakan lebih gampang. Untuk memakai fitur tersebut, silakan klik gambar pada bawah ini.
Untuk memilih apakah pasien terinfeksi COVID-19, dokter akan menanyakan gejala yg dialami pasien, riwayat bepergian pasien, dan apakah sebelumnya pasien ada kontak dekat menggunakan orang yg diduga terinfeksi COVID-19.
Setelah itu, dokter akan melakukan inspeksi berikut:Rapid test antigen, buat mendeteksi antigen yaitu protein yang ada di bagian terluar virusTes PCR (polymerase chain reaction) atau swab test, buat mendeteksi virus Corona pada pada lapisan hidungCT scan atau Rontgen dada, buat mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paruTes darah lengkap, buat memeriksa kadar sel darah putih & C-reactive proteinAnalisis gas darah, buat menyelidiki kadar oksigen dan karbon dioksida di pada darah
Posting Komentar