Profil Gus Baha mulai dicari tahu usai namanya ada dalam survei calon Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU). Hasil survei yang diselenggarakan Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) menunjukkan Gus Baha meraih hasil survei sebesar 12,4%.
Nama Gus Baha sendiri mulai populer karena video ceramah dirinya beredar di media sosial. Direktur Eksekutif Indostrategic Khoirul Umam mengatakan keluarnya Gus Baha pada survei memperlihatkan peningkatan ekspektasi masyarakat nahdiliyin terhadap para kiai muda.
Dia menyampaikan kehadiran Gus Baha berkomitmen serius terhadap upaya penguatan tradisi intelektual pesantren yg belakangan dinilai sejumlah kalangan mengalami pergeseran metode pembelajaran & output pendidikan pesantren yang diharapkan.
"Selain itu, media exposure Gus Baha di banyak sekali channel media sosial belakangan ini pula menambah literasi keilmuan sekaligus popularitas nama Gus Baha pada kalangan rakyat nahdliyin secara general, khususnya Jawa Tengah, Yogyakarta & Jawa Timur," ungkap Khoirul Umam, Kamis (7/10/2021).
Lantas misalnya apa profil Gus Baha? Simak ulasannya yg telah dirangkum menurut situs jatim.nu.or.idProfil Gus Baha: Ulama Asal Rembang
Gus Baha memiliki nama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim. Gus Baha lahir pada 29 September 1970 pada Narukan, Krangan, Rembang, Jawa Tengah.
Gus Baha adalah putra berdasarkan pasangan ulama pakar al-Quran, KH Nursalim al-Hafizh dan Hj Yuchanidz Nursalim. Dari pihak ayah, dia adalah generasi keempat ulama pakar al-Quran. Sementara menurut garis keturunan sang ibu, Gus Baha merupakan bagian dari keluarga besarulama Lasem, Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu.
Sejak muda, Gus Baha belajar Al-Quran dengan ayahnya. Di masa remaja, beliau belajar ilmu agama lebih pada kepada Syaikhina KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) pada Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu, Rembang.
Di Pesantren, Gus Baha dekat dengan para kaia. Ia tampak menonjol & kerap jadi santri teladan.Profil Gus Baha: Perjalanan Mengajar
Pasca menikah dalam 2003, Gus Baha & istrinya mengawali perjalanannya pada Yogyakarta. Lima orang santri alumni Pesantren Al-Anwar menyusulnya ke Yogyakarta agar tetap mampu mengaji dengannya.
Gus Baha dikenal menjadi keliru satu ulama pakar tafsir yang memiliki pengetahuan mendalam mengenai al-Quran. Selain aktif mengaji, Gus Baha menjabat Ketua Lajnah Mushaf di Lembaga Tafsir Al-Quran Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
Adapun Gus Baha juga mengasuh Pondok Pesantren Tahfidul Qur'an LP3IA & sejak 2006 mengasuh pengajian tafsir Al-Quran pada Bojonegoro, Jawa Timur.
Profil Gus Baha dapat dipandang pada halaman selanjutnya.
Simak jua 'Di Balik Alasan Ulama NU Ingin Presiden Dipilih MPR':
Posting Komentar