Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU), KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menyatakan bahwa dalam Idul Fitri ini umat Islam sanggup melakukan amalan yg akbar pahalanya setara menggunakan sahabat yang ikut perang Badar .
Amalan kebaikan itu dapat dilakukan sebanyak mungkin pada hari raya Idul Fitri sebagai akibatnya dapat sebagai amalan penyempurna dan pelengkap Ramadhan kita seluruh.
Pertama, silaturahmi , atau menyambung tali persaudaraan. Silaturahmi, berdasarkan Gus Baha, nilai atau esensi atau unsur ibadahnya sama dengan yang dilakukan secara konvensional.
Baca jua: Silaturahmi, Salah Satu Tiket buat Masuk Surga
Alkisah, Rasulullah SAW pernah memberi tahu para teman bahwa terdapat orang-orang yg mendapatkan pahala yang setara menggunakan teman yg ikut perang Badar, padahal mereka tidak ikut dalam peperangan. Para teman pun bertanya, “Mengapa sama wahai Rasulullah SAW?”
“Lantaran mental (kekuatan hati) mereka sama dengan yang sedang berperang dan ketidakikutsertaan mereka merupakan lantaran ada halangan syar’i,” jawab Rasul.
Kedua birrul walidain . Saat itu sahabat-teman yang lain ingin berjumpa dan sowan kepada Rasulullah SAW, tetapi ‘Uwais al-Qarni berhalangan lantaran harus mengurus ibundanya. Akhirnya, ‘Uways al-Qarni menerima julukan ‘Khairul Qurun” dari Rasulullah SAW, tetap dievaluasi dan dipercaya pernah sowan dan berjumpa dengan Nabi SAW.
Kepada Umar bin Khattab, Rasullah SAW mengapresiaisi keutamaan ‘Uways al-Qarni. Beliau meminta menyampaikan salamnya pada ‘Uways al-Qarni, serta menyarankan Umar buat meminta istighfar (meminta buat didoakan) karena istighfar ‘Uways al-Qarni itu mustajab (doanya terkabul). Predikat & keutamaan tadi lantaran amalan ‘Uwais al-Qarni kepada ibundanya, dan birrul walidain merupakan pula perintah berdasarkan Rasulullah SAW.
apabila masih ada pada antara kita yg mempunyai egoisme tinggi sebagai akibatnya menghalangi kita untuk berbuat baik kepada orang tua, atau bahkan lupa dengan orang tua (naudzubillah), maka inilah salahsatu waktu yang tepat buat menyudahi itu semua. "Mari berbuat baik sebanyak-banyaknya kepada orang tua. Mulai berdasarkan hal kecil, misalnya membuatnya tersenyum pada malam Idul Fitri ini, atau membantu pekerjaan rumah, atau hal-hal baik lain yang dapat membuat ke 2 orang tua nir kecewa," ujar Gus Baha.
Baca juga: Kisah Uwais Al-Qarni : Mengajarkan Anak Tentang Berbhakti
Ketiga, sakit. Sakit yg dimaksud dalam konteks ini bukan sakit yg sebenarnya, melainkan informasi bahagia untuk orang yg sedang sakit. Seseorang yang sudah terbiasa melakukan kebaikan, ibadah seperti tahajud, witir waktu sehat maka kebaikan pahalanya tetap dan nir berkurang ketika dirinya sakit. Artinya tahajud & witirnya yg tidak bisa dilakukan waktu sakit tetap dihitung pahala melakukan ibadah tadi.
Keempat, memperbanyak zikir, takbir, shalat, membaca al-Qur’an dan menahan diri buat nir menciptakan kerusakan umat.
"Itu seluruh menjadi ijazah yang dapat diamalkan oleh kita seluruh, yaitu menghidupkan hari raya dengan memperbanyak silaturahmi (poin pertama), birrul walidain (poin ke 2) , zikir, istighfar, salawat Nabi, membaca al-Qur’an & menunda diri buat tidak melakukan kerusakan umat," ujar Gus Baha dalam tausiyahnya yg dilansir Kanal Narasi TV dalam jaringan YouTube.
Bulan Ramadhan sudah usai, berdasarkan Gus Baha, kenangan bersama Ramadhan tentu menjadi kenangan yg sangat dirindukan, karena wajibmenunggu 11 bulan lalu supaya bertemu balikmenggunakan bulan yg penuh berkah ini. Itu pun, apabila Allah SWT memberi kita umur panjang.
Sebagai insan yang diberikan hati oleh Allah SWT, sepatutnya buat tetap mensyukuri apa yang Allah SWT karuniakan. Bersyukur berjumpa menggunakan Ramadhan, begitu jua bersyukur berpisah dengan Ramadhan. Alhamdulillah.
Baca jua: Bayazid Al-Bisthami, Uwais al-Qarni, Berhala, & Uang
Posting Komentar